Senin, 01 April 2013

makalah islam sebagai agama dakwah


I.                   PENDAHULUAN
Berdasarkan tinjauan historis, Islam adalah agama samawi terakhir, ia merupakan agama penutup. Tidak itu saja tapi juga sekaligus sebagai penyempurna agama samawi terdahulu, seperti Yahudi yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa AS, dan agama Nasrani yang diturunkan Allah kepada Nabi Isa AS. Sebagai agama penutup yang menyempurnakan agama-agama terdahulu maka ajaran Islam sifatnya universal, artinya Islam tidak untuk agama bangsa Arab atau bangsa tertentu saja, akan tetapi untuk seluruh bangsa dan umat manusia di permukaan bumi ini.
Selain menjadi agama penutup dan penyempurna, Islam juga dikenal sebagai agama universal, karena itu Islam senantiasa mengajarkan kepada pemeluknya supaya melakukan sosialisasi dan aktualisasi, agar ajaran-ajarannya betul-betul membumi dan dipraktekkan umat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Upaya untuk melakukan sosialisasi dan malah aktualisasi ajaran-ajaran Islam tersebut dapat dituangkan dalam berbagai bentuk kegiatan. Namun harus aktivitas itu harus sesuai dengan garis-garis kebijakan yang sudah ditentukan.
Upaya itulah yang dinamakan dakwah, yang digarap secara berkelanjutan atau terus-menerus sejak Nabi Muhammad SAW, sahabat, tabi’in dan generasi berikutnya hingga sekarang dan Insya Allah akan berlanjut di masa yang akan datang. Mengingat tugas dakwah yang selalu digarap secara berkesinambungan itulah, maka Islam tidak dapat dipisahkan dengan dakwah. Sejak awal Islam dikenalkan, dibina dan bahkan dikembangkan di permukaan bumi ini dengan pendekatan dakwah, yang realisasinya menempuh berbagai media, metode dan bahkan strategi.
Fakta historis tersebut menjadi semakin jelas manakala dikaitkan dengan apa yang telah dicatat dalam sejarah Islam (tarikh). Nabi Muhammad SAW mendapat amanah sekaligus kepercayaan dari Allah untuk melaksanakan tugas dakwah itu secara perdana di permukaan bumi ini. Hampir seperempat abad lamanya Rasulullah SAW bekerja keras tanpa mengenal lelah, siang dan malam melancarkan tugas suci itu. Setelah menghadapi berbagai tantangan, rintangan dan cobaan yang silih berganti, akhirnya Islam bisa berkembang pesat, tak hanya di jazirah Arab tapi juga sampai berbagai pelosok negeri.
Aktivitas dakwah yang digarap Rasulullah dibantu oleh para sahabat, sehingga Islam tidak hanya berhasil menyebar ke beberapa negara. Bermula di kota Mekkah, lalu melebar ke kota Madinah. Khusus di Madinah, tidak kurang dari 10 tahun lamanya mampu mewujudkan masyarakat Islam yang berkualitas. Di sini prinsip demokrasi, toleransi dan kebersamaan bisa dipraktekkan dengan baik, walaupun kondisi masyarakat dan agama serta kepercayaan yang mereka anut sangat beragam. Tapi dengan semangat dakwah semua berada dalam pemerintahan Islam, di mana Nabi Muhammad SAW sebagai kepala negaranya.
Kondisi dakwah pada masa itu menentukan sekali, sebab bukan cuma sekadar mengembangkan agama Islam saja. Namun juga termasuk menata pemerintahan, dan membina kehidupan bermasyarakat. Fenomena ini tentu saja menarik dikaji guna menjadi cerminan sekaligus acuan untuk lebih menghidupkan lagi gerak dinamis dakwah di masa sekarang dan masa yang akan datang. Sehingga pada akhirnya nanti dapat dipahami bahwa Islam itu adalah agama dakwah.

II.                PEMBAHASAN

1.      ISLAM
a.      Pengertian Islam
Menurut ilmu bahasa (etimologi), kata islam berasal dari kata dalam bahasa arab yaitu kata Aslama-yuslimu bentuk berimbuhan dari kata salima yang artinya selamat, sentosa, tunduk, menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat lahir dan batin. Muslim yaitu orang yang telah menyatakan dirinya patuh dan tunduk kepada Allah SWT.
  Secara terminologi atau istilah, islam dapat diartikan dari 2 sisi, yaitu :
  1. Islam adalah agama yang diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya untuk mengEsakan Allah
  2. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui Rasulullah SAW.
            Pengertian yang pertama mengandung makna bahwa islam adalah agama universal yang ditunjukkan kepada seluruh umat manusia untuk semua waktu dan tempat.
            Islam adalah agama seluruh nabi dan rasul yang pernah diutus Allah kepada seluruh bangsa dan kelompok manusia. Islam seperti itu adalah agama yang dibawa oleh nabi adam, Ibrahim, Ya’kub, Isa dan seluruh nabi dan rasul utusan Allah lainnya. Dalam pengertian ini, agama islam adlah agama universal yang berarti berlaku untuk semua waktu dan tempat, dahulu, sekarang dan yang akan datang. Pengertian yang kedua khusus untuk agama yang diturunkan melalui Nabi Muhammad. Agama islam dalam pengertian ini bersifat universal juga karena ditujukan kepada seluruh ummat manusia dan untuk semua waktu dan tempat. Perbedaannya adalah bahwa pengertian yang pertama jika dilihat dari segi waktu ia berlaku dahulu sekarang dan akan datang.
            Kedua pengertian tersebut bukan bertentangan tetapi merupakan keistimewaan islam karena kesesuaiannya dengan latar belakang dan sisi pandangannya. Yang pertama menganut sisi pandangan tauhid oriented, sedangkan yang kedua mengarah pada sisi pandang syari’at oriented. Dalam Al-Qur’an, islam adalah integral orientasi maksudnya tauhid dan syari’ah oriented secara bersama-sama. Nabi dan Rasul dipandang sebagfai islam karena sistem tauhidnya sama dengan sistem tauhid nabi Muhammad. Sementara sistem syari’atnya berbeda karena sesuai dengan perkembangan peradaban manusia di dunia syari’at yang oprn oriented artinya syari’at islam dapat berdialog dengan segala peradaban ummat manusia sampai hari kiamat.
            Tugas islam adalah membawa manusia menuju kehidupan yang bahagia lahir dan batin, di dunia dan akhirat. Islam telah mengangkat derajat manusia dari lembah kehinaan menjadi mulia, memberi petunjuk kepada manusia, membebaskan mereka dari segala bentuk kezaliman dan memerdekakan manusia dari krisis rohani dan materi. Agama monoteisme atau agama tauhid atau bisa disebet dengan agama yang meng_Esakan tuhan adalah islam, Yahudi dan nasrani. Agama yang pertama kali lahir adalah agama Yahudi yang dibawa oleh Nabi Ibrahim, Ismail, Yusuf dan lain-lain. Kemudian agama Nasrani yang dibawakan oleh Nabi Isa yang datang mengadakan reformasi terhadap agama yahudi terutama dalam bidang syari’at. Dan terakhir agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Ajaran yang dibawa Nabi Muhammad adalah kesempurnaan syari’at yang pernah diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya dalam banyak dalam bentuk yang murni dan asli.
b.      Kebenaran islam
               Menurut Doctor  Verkuyl,  Doctor  Kraemer,  Rifai  Burhanuddin adatujuh kebenaran islam yang mutlk yaitu:
1.      Qur'an dengan bahasanya yang tetap sepanjang masa dan sama dimana-mana telah sanggup menciptakan iklim keIslaman   yang merata mutlak. Ia akan dimengerti di Amerika, demikian juga di Inggris. Bila ia dibacakan di Jepang, maka ia juga   dipahami oleh orang-orang India dan Pakistan, dan bila ia dibaca di negeri Belanda, maka Mesir, Libya, Indonesia akan mengerti, setidak-tidaknya mengenali bahwa itulah ayat-ayat Al Qur'an. Qur'an tidak pernah dirubah bahasanya dan ini saja sudah dapat dijadikan pegangan, bahwa isinya authentic atau asli. Beda dengan Injil yang telah melalui sedemikian banyak terjemahan, sehingga keaslian kata-kata mungkin telah menyimpang dari maksud semula. Ia disalin dari bahasa Ibran ke bahasa Gerika, lalu ke bahasa Latin, dari Latin oleh    Marthen Luther pada tahun 1521 disalin ke bahasa Jerman.
                   Dari Jerman disalin pula ke dalam bahasa Inggris, Belanda, Indonesia, Jawa, Minang, Timor dst. Sambil menyalin, maka atas pertimbangan politik(?) sipenyalin menterjemahkannya pula menurut "situasi dan kondisi" setempat. Kita lihat misalnya, kalau didalam Injil bahasa Belanda dan Inggris syarat masuk surga adalah Door bidden en fasten atau by praying and fasting, maka didalam Injil bahasa  Indonesia mereka mencukupkan hanya dengan doa, sedangkan fasting atau fasten atau puasanya dihilangkan.
2.      Al-Qur'an tidak bertentangan dengan Ilmu pengetahuan. Bacalah theorie La Place & Chamberlin, bacalah theorie kejadian bumi, maka Chamberlin menyebutkan: Bahwa bumi kita ini ialah terjadi dari gumpalan-gumpalan kabut yang bergulung-gulung semakin lama semakin padat, sehingga berpijar, dan kemudian mati pijarnya, lalu tumbuhlah kehidupan. Lalu cobalah kita buka Al-Qur'an surat tertulislah disana theorie itu: "Dan ingatlah ketika Aku menciptakan bumi ini dari suatu hamparan yang lalu bergulung-gulung." Qur'an surat Nuh 14 menulis tentang adanya tingkatan-tingkatan kejadian dari manusia, surat Al An'am 97 memuat theorie Astronomi. Dalam surat-surat yang lain dimuat pula theorie perkawinan tanam-tanaman (botani). Qur'an tidak serupa dengan Perjanjian Lama yang menolak theorie Galileo Galilei, Islam tidak seperti Kristen yang telah begitu banyaknya membunuhi kaum cerdik pandai seperti Galileo Galilei, Johannis Heuss dan sebagainya.
3.      Al-Qur'an tidak menentang fitrah manusia. Itulah sebabnya didalam Islam tidak diakuinya hukum Calibat atau pembujangan. Manusia dibuat laki-laki dan perempuan adalah untuk kawin, untuk mengembangkan keturunan. Maka itu ajaran Paulus yang mengatakan bahwa ada "lebih baik" laki-laki itu membujang seperti aku dan perempuan itu tidak kawin, ditentang oleh Islam. Bukankah monogami akhirnya melibatkan dunia Kristen dalam lembah pelacuran? Bukankah orang-orang Italia yang monogami itu akhirnya mempunyai juga istri-istri yang gelap? Dan bukankah Amerika, Swedia dll. Akhirnya menjadi bejat akhlaknya sebab mempertahankan monogami? Maka dunia akhirnya menetapkan: Poligami adalah bijaksana. Poligami mencegah manusia daripada zinah dan pelacuran. Tidak heran bila surat An Nisa ayat 3 kemudian membolehkan orang untuk Poligami, yaitu poligami yang terbatas:
4.      Qur'an udak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia. Itulah sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran yang sehat. Kaidah Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga tetapi satu," sebab tiga tetapi satu bertentangan dengan ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat memahami bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil Tuhan(Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandaat sepenuhnya dari Allah. Demikian pula, kalau kami yang tidak tahu menahu akan perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal lebih tidak bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus dosa Adam dan anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak mengakui dosa keturunan, juga tidak mengakui adanya "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia dan mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.
5.      Islam tidak bertentangan dengan sejarah.  Islampun dengan sendirinya tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah Islam, diakuinya dengan jujur. Ia, misalkan mengalami tragedi pahit seperti "Night of St. Bartolomeus" pastilah ia mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu sesuai dengan situasi d.an kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri, tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan dengannya.
6.      Oleh sebab itulah maka Islam tetap bertahan. Ia selalu maju seirama dengan kemajuannya zaman. Empat belas abad sudah lamanya Islam tetap dalam suatu kesatuan syareat dan hakekat. Seribu empat ratus tahun lamanya hukum-hukumnya, undang-undangnya, shalat dan kiblatnya, puasa dan hajinya tetap berjalan. Ia tidak ambruk setelah ilmu pengetahuan lebih maju, ia juga tidak colaps menghadapi kebangkitan humanisme dan sosialisme. Adapun atau kalaupun dikatakan mundur, sebenarnya ialah ummat artinya orang-orangnya apakah itu person atau kelompok. Mengapakah ummatnya mundur? Sebab ia telah meninggalkan Qur'annya. Ia berbeda dengan ajaran atau hukum gereja Katolik yang selalu berubah-ubah boleh - tidak boleh dan sekarang boleh lagi kawin. Padahal soal kawin adalah soal keputusan Tuhan. Adalah keputusan Tuhan selalu berubah-ubah dan dapat ditentang oleh manusia?
7.      Qur'an tak dapat disangkal ]agi, adalah pegangan hidup dan mati, dunia dan akhirat. Qur'an ternyata merupakan landasan idiil dan spirituil, landasan hidup di dunia dan di akhirat. Qur'an, tidak hanya memuat perkara akhirat saja, tetapi juga perkara dunia. Itulah sebabnya bila kita membaca Al-Qur'an kita akan menemui bermacam-macam hukum, apakah itu hukum pidana, perdata, atau hukum antar manusia dan kemasyarakatan. Demikian pula ia memuat hukum dengan lengkapnya hukum perkawinan dan sopan santun perang.

c.       Karakteristik islam
Memahami karakteristik Islam sangat penting bagi setiap muslim, karena akan dapat menghasilkan pemahaman Islam yang komprehen- sif. Beberapa karakteristik agama Islam, yakni antara lain :
1.      Rabbaniyah (Bersumber langsung dari Allah s.w.t) Islam merupakan manhaj Rabbani (konsep Allah s.w.t), baik dari aspek akidah, ibadah, akhlak, syariat, dan peraturannya semua bersumber dari Allah s.w.t
2.      Insaniyah ’Alamiyah (humanisme yang bersifat universal) Islam merupakan petunjuk bagi seluruh manusia, bukan hanya untuk suatu kaum atau golongan. Hukum Islam bersifat universal,  dan dapat diberlakukandi setiap bangsa dan negara.
3.      Syamil Mutakamil (Integral menyeluruh dan sempurna)   Islam membicarakan seluruh sisi kehidupan manusia, mulai dari yang masalah kecil sampai dengan masalah yang besar.
4.      Al-Basathah (elastis, fleksibel, mudah) Islam adalah agama fitrah bagi manusia, oleh karena itu manusia niscaya akan mampu melaksanakan segala perintah- Nya tanpa ada kesulitan, tetapi umumnya yang menjadikan sulit adalah manusia itu sendiri.
5.      Al-’Adalah (keadilan)   Islam datang untuk mewujudkan keadilan yang sebenarbenarnya, untuk mewujudkan persaudaraan dan persamaan di tengah-tengah kehidupan manusia, serta memelihara darah (jiwa), kehormatan, harta, dan akal manusia.
6.      Keseimbangan (equilibrium, balans, moderat) Dalam ajaran Islam, terkandung ajaran yang senantiasa menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, antara kebutuhan material dan spiritual serta antara dunia dan akhirat.
7.      Perpaduan antara Keteguhan Prinsip dan Fleksibilitas  Ciri khas agama Islam yang dimaksud adalah perpaduan antara hal-hal yang bersifat prinsip (tidak berubah oleh apapun) dan menerima perubahan sepanjang tidak menyimpang dari batas syariat.
8.      Graduasi (berangsur-angsur/bertahap) Hukum atau ajaran-ajaran yang diberikan Allah kepada manusia diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan fitrah manusia. Jadi tidak secara sekaligus atau radikal.
9.      Argumentatif Filosofis Ajaran Islam bersifat argumentatif, tidak bersifat doktriner. Dengan demikian Al-Quran dalam menjelaskan setiap persoalan senantiasa diiringi dengan bukti-bukti atau keterangan – keterangan yang argumentatif dan dapat diterima dengan akal pikiran yang sehat (rasional religius).
III.             REFERENCE
http://syiarislam.wordpress.com/2008/09/15/pokok-ajaran-islam-iman-islam-dan-ihsan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar